Kamis, 07 Maret 2013

Jenis-jenis makna



  Jenis Makna

1. Makna Gereflekter

Makna gereflekter (Belanda gereflecteerde betekenis) muncul dalam hal makna konseptual yang jamak, makna yang muncul akibat reaksi kita terhadap makna yang lain (lihat Leech; I.1974:33-35). Makna gereflekter tidak saja muncul karena sugesti emosional, tetapi juga yang berhubungan dengan kata atau ungkapan tabu(kata-kata yang terlaramg disebut).

Contoh makna gereflekter adalah orang yang biasa mencari hasil hutan tidak berani mengatakan harimau, dan orang yang biasa mencari hasil laut tidak berani menyebut nama-nama hewan di darat. Kata harimau bagi orang yang mencari nafkah di hutan, dan kata ayam, kambing, sapi bagi orang yang bersumber penghidupannya di laut, termasuk kata-kata yang tabu, kata-kata terlarang disebut. Kalau orang yang mencari hasil hutan menyebut harimau, maka harimau akan betul-betul berjumpa mereka (di Jawa), dan orang yang mencari hasil laut yang menyebut kata-kata ayam, kambing, sapi akan berputar-putar saja di laut yang berati tidak akan membuahkan hasil (Pateda;2002:103).

Contoh makna gereflekter oleh orang Melayu Bagan Siapiapi
Jika kita mendengar bunyi elang, maka kita tidak bisa mengikuti bunyi elang tersebut (biasanya yang sering melakukan ini ialah anak-anak, apabila mendengar bunyi elang ini langsung mengikutinya), menurut orang tua makna ini ialah apabila kita mengikutinya maka telinga kita akan berkudis.

2Makna  Ideasional

Makna idesional (ideational meaning) adalah makna yang muncul sebagai akibat penggunaan leksem yang mempunyai konsep. Contoh dalam BI terdapat kata demokrasi. Konsep makna kata demokrasi adalah persamaan hak dan kewajiban seluruh rakyat, makna ideasionalnya, yakni ide yang terkandung di dalam kata demokrasi itu sendiri. Idenya, yakni rakyat turut memerintah melalui wakil-wakilnya; rakyat berhak memilihwakil-wakil yang akan memimpin mereka; rakyat berhak mengawasi jalannya pemerintahan, tetapi rakyat berkewajiban pula untuk bersama-sama menanggung biaya pembangunan yang mereka harapkan (Pateda; 2002:105).

3. Makna Intensi
Makna intesional(intentional meaning) adalah makna yang menekankan maksud pembicara (Kridalaksana; 1982:103). Misalnya orang berkata /pencuri itu lari/. Makna yang terkandung di dalam kelompok leksem ini adalah seseorang yang disebut pencuri, dan pencuri itu lari. Jadi, yang dimaksud bukan bersembunyi atau ditembak, tetapi lari. Yang lari adalah pencuri, bukan sapi. Selain itu yang termasuk contoh makna intense adalah:
o   Saya minta roti
o   Saya mau menyimpan roti
Kalimat di atas memperlihatkan maksud yang ada pada pembicara. Dengan adanya kata yang lain yang mendampingi kata roti, bukan saja makna kata roti itu terpengaruh, tetapi yang penting, yakni maksud pembicara yang berhubungan dengan roti. Kalimat (1) Saya minta roti, pembicara bermaksud mendapatkan roti, maksud pembicara pda kalimat ini berbeda dengan maksud pembicara pada kalimat (2), (Pateda; 2002:105-106).

Contoh makna intensi oleh orang Melayu Bagan Siapiapi 
kami nak upah-upah, kalimat ini memperlihatkan maksud yang ada pada pembicaraan. dengan adanya kata lain yang mendampingi kata upah-upah, bukan saja makna itu terpengaruh, tetapi maksud pembicaraan yang berhubungan dengan kata upah-upah.
4 . Makna Gramatikal

Makna gramatikal (grametical meaning, fuctional meaning, structural meaning, internal meaning) adalah makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah leksem di dalam kalimat. Misalnya di dalam BI terdapat leksem /mata/ yang mengandung makna leksikal berupa alat atau indera yang terdapat pada tubuh yang berfungsi  untuk melihat. Namun, setelah leksem /mata/ tersebut kita tempatkan di dalam satuan kalimat, misalnya /hei mana matamu/ maka di sini leksem /mata/ tidak menunjuk pada indera mata (melihat) tetapi menunjuk pada cara bekerja, cara mengerjakan yang hasilnya kotor, tidak baik (Pateda; 2002:104)

Contoh makna gramatikal oleh orang Melayu Bagan Siapiapi
Dalam  BI leksem /telinga/ berarti organ tubuh manusia yang berfungsi untuk mendengar. Namun, setelah leksem /telinga/ kita tempatkan dalam suatu kalimat, misalnya /kemanolah telingo kau ko/ maka leksem /telinga/ tidak menunjuk pada indera mendengar tetapi menunjuk pada cara mendengar.

  5. Makna Kiasan

Makna kiasan (transfered meaning, figurative meaning) adalah pemakaian leksem dengan makna yang tidak sebenarnya (Kridalaksana; 1982:103). Makna kiasan terdapat pula pada pribahasa atau perumpamaan. Misalnya, / sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui/ yang bermakna sekali bekerja, dua tiga hal yang dapat di selesaikan. Selain itu contoh lain dari makna kiasan adalah kalau ada orang Gorontalo yang hendak meminang seorang gadis, digunakanlah leksem-leksem seperti, burung, emas, bunga, intan, perak, untuk mengganti leksem /gadis/. Dalam hubungan ini leksem-leksem  /bunga, burung, emas, intan, perak/ tidak digunakan dalam arti sebenarnya tetapi dalam makna kiasan. Leksem /emas, intan/ dihubungkan dengan makna gadis tunangan bangsawan atau pejabat, sedangkan leksem  /bunga, burung/ dihubungkan dengan makna gadis dari anak rakyat biasa (Pateda;2002:108).

Contoh lain dari makna kiasan yaitu pada kata bintang, pada kata bintang yang bermakna benda langit yang biasa di lihat pada malam hari. Tetapi pada kata bintang film memiliki makna orang yang membintangi film atau sinetron.
Contoh makna kiasan oleh orang Melayu Bagan Siapiapi 
Orang dalam edah(melahirkan) harus berjalan seperti pengantin, maksudnya ialah orang yang masih dalam masa edah(melahirkan) ketika berjalan hendaknya pelan-pelan, seperti seorang pengantin berjalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar